Anomali

Senin lalu, saya dan tiga orang teman kedapatan mendampingi seorang petinggi kantor pusat dari Amerika Serikat bernama Nick Breckle untuk melihat-lihat migrasi burung pantai seperti burung kuntul (Egretta garzetta) dan burung bangau bluwok (Mycteria cinerea) di Pantai Percut Sei Tuan, Sumatera Utara. Dan jujur saya adalah 'alien' di lembaga konservasi tempat saya bekerja ini karena latar belakang pendidikan saya yang sangat amat menyimpang dari urusan konservasi atau sejenisnya. 7 bulan sudah berkantor, tentu ada sedikit ilmu-ilmu tambahan mengenai flora maupun fauna yang terngiang dalam ingatan tapi tetap saja untuk urusan burung saya tidak terlalu paham (sedikit catatan, saat saya pertama kali masuk ke lembaga konservasi tempat saya bekerja ini satu-satunya nama latin yang saya tahu adalah Aedes aegepty).

Pengamatan burung pada awalnya berlangsung menarik karena ada ratusan atau lebih burung-burung yang bermigrasi pasti singgah ke pantai tersebut. Menjelang sore, tiba-tiba saja langit seperti menunjukkan kemurkaanya. Memang sedari akhir maret (sebelum saya libur cuti ke Jakarta) cuaca di Medan pun sedikit aneh. Pagi hingga sore, sekitar jam 15.00, panas terik namun selepas itu awan hitam menggelayut lalu diikuti hujan badai. Bahkan sempat menyebabkan banjir terparah di Kota Medan. Berhenti di sana intermezzo-nya, kembali ke lokasi pantai. Ya awan badai tiba-tiba terbentuk di arah selatan dan lama-lama semakin membesar dan menggelapkan siang. Sementara itu di sisi timur, atau yang mengarah ke laut, langit tampak masih cerah tak terkontaminasi oleh pergerakan awan hitam dari selatan. Awan hitan tersebut tiba-tiba membentuk semacam lingkaran seperti mata badai (istilah ini saya pinjam dari film The Day After Tomorrow, karena bentuk awan yang tiba-tiba melingkar itu mirip dengan kejadian di film tersebut).

Alhasil pengamatan yang baru berjalan sekitar 1 jam setengah tersebut dipaksa dihentikan karena burung-burung pun mulai pergi melihat awan hitam yang datang tersebut, tapi setidaknya saya jadi tahu bagaimana alam bekerja. (deha)