Kami sempat tiga kali berhenti yakni di Langsa untuk makan siang, di Idi (Aceh Timur) karena shift saya sebagai supir selesai, dan di Lhokseumawe untuk minum kopi. Akhirnya sekitar jam 21.30 kami berhasil memasuki Takengon. Oh iya hampir lupa, jalur Bireun menuju Takengon merupakan stage tanjakan pertama kami dan kami lalui kala langit malam lumayan bersahabat, bayangkan saja jam 7 malam terasa seperti maghrib di Jakarta!
Kami mencari-cari wisma atau losmen murah, dan akhirnya terpilihlah Wisma Intan di belakang alun-alun Kota Takengon. Beruntungnya wisma ini baru saja buka sekitar 20 hari dan masih memberikan harga promosi (kata sang pemilik wisma harga promosi akan berlaku hingga April), kami memilih kamar standar dengan single bed yang berharga promosi Rp. 100.000/malam. menikmati Takengon malam hari tak sempat kami lakukan karena kondisi fisik yang tak lagi kuat untuk duduk di motor kembali, tapi dari dinginnya saja saya menjadi teringat akan Batu di Jawa Timur sana. Kami pun tidur dengan cepat Zzzzzz....... dan bingo! Pemandangan pagi hari dengan kabut tipis tersenyum manis pada kami ketika membuka pintu kamar.
Setelah selesai mandi dan sarapan pagi, kami pun berangkat menuju Danau Laut Tawar yang merupakan obyek wisata wajib dikunjungi saat di Takengon. Danau Laut Tawar atau Danau Air Tawar terletak tidak begitu jauh dari pusat kota Takengon hanya dengan berkendara 10 menit saja anda sudah bisa melihat sisi utara dari danau ini. Banyak yang bilang ini Toba-nya Aceh dan saya rasa ucapan itu benar, walau ukuran danau ini tidak sebesar Danau Toba tentunya. Tidak diketahui bagaimana danau ini terbentuk, penduduk di pesisir danau jarang yang bisa berbahasa Indonesia dengan baik jadi saya pun kadang tidak mengerti apa yang mereka katakan ketika mereka bercerita mengenai danau ini. Sebagai perbandingan saja, jika mengitari Danau Toba kita butuh waktu 2-3 hari, maka untuk memutari danau ini hanya memakan waktu satu jam 30 menit saja (dengan catatan anda hanya memutar saja tanpa mengambil foto). Akan tetapi jika bicara tentang kejernihan air, maka Danau Air Tawar ini lebih unggul daripada Danau Toba.
Berikut saya tampilkan beberapa foto dari berbagai sudut danau ini, semoga anda menikmatinya dan harap maklum jika fotonya kurang bagus karena saya alaminya bukan seorang fotgrafer handal.
Dalam postingan saya berikutnya nanti, akan saya gambarkan bagaimana perjalan pulang dari Takengon melewati lintas tengah Aceh yang menanjak dan menantang. Salam. (deha)
I love the blue of Indonesia, its a flavor in the air.
I love the blue of Indonesia, you can taste it everywhere.
I love the blue of Indonesia, its my kind of blue.
I love the blue of Indonesia, you can taste it everywhere.
I love the blue of Indonesia, its my kind of blue.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar